|HOME |INSPIRASI |OPINI |KIAT |OPTIMIS |SEHAT |KELUARGA |IBROH |JURNALISTIK |BUKU |EBOOKS |JURNAL |LINGKUNGAN |SEHAT |PSIKOLOGI |WANITA |BISNIS |SYARIAH |PROFIL |ARDA TV|
- / / : 081284826829

Sinergi Berdayakan Masyarakat


“Sinergi adalah kerjasama antara orang atau organisasi yang hasil keseluruhannya lebih besar daripada hasil yang dicapai jika masing-masing bekerja sendiri.” 

 Sinergi Berdayakan Masyarakat

Oleh ARDA DINATA
“Sinergi adalah kerjasama antara orang atau organisasi yang hasil keseluruhannya lebih besar daripada hasil yang dicapai jika masing-masing bekerja sendiri.”
(Kamus Istilah Manajemen PPM).

MASYARAKAT berdaya itu menyehatkan. Keberadaannya memberi energi positif pada lingkungan karena sinergi yang dibangunnya. Seperti sosok air. Keberadaannya tidak akan berdaya manakala dalam kondisi diam. Ia akan berbau dan menjadi sumber penyakit. Tapi, sebaliknya bila air itu dalam kondisi mengalir, dampaknya lingkungan akan menjadi segar dan menyehatkan.

Kata daya diartikan sebagai kemampuan jasmani dan rohani manusia untuk beraktivitas atau melakukan sesuatu. Untuk itu, dalam hidup bermasyarakat, manusia harus berdaya agar hidupnya menjadi lebih produktif dan bermanfaat bagi sesama.

Ada aneka daya yang patut manusia kembangkan dalam pribadinya agar lebih produktif. Satu diantaranya berupa kemampuan daya mengabstraksi. Yaitu kemampuan jiwa untuk mengkhayalkan sesuatu berdasarkan rangsangan yang ditemuinya dalam kehidupan. Apa pun yang ditemuinya dalam hidup, baik yang positif maupun negatif harus dapat dijadikan sebagai inspirasi yang memberdayakan hidupnya.

Daya lainnya yang patut dilatih ialah daya ingatan. Kemampuan inilah yang akan membangun jiwa manusia untuk menyimpan dan merefleksikannya kembali kesan-kesan positif yang diingatnya dalam kehidupan keseharian. Dalam hal ini, agar hasilnya lebih maksimal, maka daya ingatan ini harus kita latih secara terus menerus menuju kebiasaan positif.

Agar berdaya

Masyarakat berdaya itu tidak lahir dengan sendirinya. Sosoknya perlu dilatih dan dikembangkan terus menerus agar tetap lulus dan lurus. Lulus dalam mencapai cita-citanya dan lurus dengan melalui langkah-langkah yang baik.

Di sini, agar kemampuan berdaya ini dapat berhasil dimaksimalkan, tentu kemampuan tersebut haruslah dikembangkan lewat budaya daya kritis, memahami, memusatkan, mengenal dan menyatakan.

Adanya daya kritis ini merupakan kemampuan jiwa manusia yang bisa menyebabkan seseorang dapat memandang dan berfikir secara obyektif terhadap tingkah laku diri sendiri atau orang lain. Keberhasilan kemampuan ini akan menyebabkan seseorang dapat berperilaku mawas diri dalam hidupnya.

Adapun terkait dengan daya memahami dan memusatkan ini akan menjadikan seseorang mampu memahami dan memusatkan perhatian terhadap sesuatu masalah yang terjadi dalam hidupnya. Sedangkan daya mengenal adalah kemampuan seseorang untuk memperoleh dan menyimpan ilmu pengetahuan. Dari sini, selanjutnya akan diwujudkan lewat daya menyatakan sesuatu. Yakni kesanggupan manusia untuk mengemukakan penghayatan batin melalui cara yang dapat dirasakan dan dipahami oleh orang lain. Inilah tingkatan untuk berbagi pengetahuan pada masyarakat umum.

Pola-pola pemberdayaan seperti itu, tentu bersifat universal dan berlaku umum. Bidang apa pun dapat kita berdayakan lewat langkah tersebut agar masyarakat menjadi cerdas (berdaya). Apalagi adanya dukungan perkembangan teknologi di era digital dewasa ini, mampu untuk melipatgandakan kemampuan berdaya pada setiap orang. Lebih-lebih ilmu berdaya ini kita peroleh dan disebarkan lewat media jejaring sosial. Sehingga efek demino kebaikannya akan luar biasa bagi kemajuan masyarakat dalam memberdayakan dirinya.

Lagi pula, bukankah untuk sukses itu, kita membutuhkan jaringan kehidupan dengan orang lain? Pernyataan ini sejalan dengan pendapat B.S. Wibowo, dkk (2002), dalam buku Sharpening Our Concept and Tools (SHOOT) Trustco, yang menyatakan urgensi jaringan itu adalah menggantikan kelemahan perorangan dengan kekuatan kelompok; memperkaya hidup Anda dimanapun; dan menyediakan pengalaman dengan pengetahuan baru.

Lebih jauh disebutkan Wibowo, kalau pribadi dan lembaga yang unggul pada masa depan adalah mereka yang terbuka dan dapat menjalin jaringan dengan luas. Jadi, mari kita berdayakan hidup ini lewat membangun kualitas jaringan keilmuan yang saling menguntungkan dan bukan malah sebaliknya saling menjatuhkan. Itulah hakekak berdayakan masyarakat di era digital lewat jaringan yang produktif.***

*) Penulis adalah Pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, www.miqra-indonesia.blogspot.com.

*) Tulisan ini telah dimuat pada Majalah InsIDE edisi Juni 2014.

WWW.ARDADINATA.COM